Buleleng, Pembangunan rumah aman dan rumah singgah yang dimanfaatkan menampung warga terlantar, disabilitas, serta korban kekerasan seksual, belum bisa dilaksanakan karena keterbatasan anggaran.
Banyaknya tindak kekerasan seksual di kabupaten Buleleng sudah meresahkan masyarakat. Untuk memberikan rasa aman bagi korban dari kekerasan atau pelecehan seksual tersebut, Dinas Sosial Kabupaten Buleleng telah rencanakan pembangunan rumah aman dan rumah singgah. Nantinya, di gedung itu akan dimanfaatkan menampung warga terlantar, disabilitas, serta korban kekerasan seksual. Namun pembangunan itu belum bisa dilaksanakan karena keterbatasan anggaran.
Kepada reporter Radio Nuansa Giri Fm, Kepala Dinas Sosial Buleleng I Putu Kariaman Putra, S.Sos, MM.mengatakan pembangunan rumah singgah tersebut direncanakan di bangun berlantai dua di tanah seluas delapan are yang ada di belakang kantor Dinsos Buleleng. Pembangunan gedung tersebut akan menelan dana sebesar Rp4 miliar. Namun, dengan dana yang cukup besar itu, pembangunan itu pun belum bisa dilakukan. “Karena situasi, Pemkab Buleleng keterbatasan anggaran lebih diupayakan untuk pemulihan ekonomi. Sehingga di program di tahun berikutnya,” ujarnya.
Lanjut Kariaman, saat ini pihaknya masih bekerjasama dengan Yayasan, komunitas, Lembaga kesejahteraan sosial (LKSA) dan panti asuhan. Untuk dapat menampung korban kekerasan seksual, ODGJ dan warga disabilitas. “Pada intinya, rumah aman ini sangat mendesak untuk kita bisa harapkan terwujud, namun itu karena kendala biaya. Kita akan cari gedung atau sekolah yang regrouping,” terangnya.
Kadisos Kariaman menambahkan, Selain untuk rumah aman dan rumah singgah, gedung tersebut juga digunakan sebagai tempat pelatihan bagi masyarakat penyandang disabilitas, serta sebagai tempat pameran produk bagi penyandang disabilitas yang mempunyai hasil karya. “Untuk warga yang memiliki potensi kita berikan pelatihan, sehingga mereka bisa meningkatkan perekonomian pribadi maupun keluarga nya,” katanya.(dnu/dpa)