Pasca Pandemi, Tawur Kesanga Dipadati Pemedek

Buleleng, Pasca pandemi covid-19, pemedek padati kawasan catus pata Desa adat Buleleng pada Upacara Tawur kesanga.

Diawali dengan prosesi pecaruan di catuspata alit tepatnya di simpang empat Pura Desa adat Buleleng. usai melakukan pecaruan, Tri Datu Desa adat Buleleng berbaris beriringan membawa tirta menuju Catuspata Desa adat Buleleng.

Bertepatan dengan Tilem Kesanga, masyarakat hindu dihadapkan dengan pecaruan serangkaian hari suci Nyepi. Pasca pandemi covid-19 yang melanda gumi panji sakti, akhirnya masyarakat dapat melepas rindu untuk ikut melaksanakan persembahyangan bersama di kawasan Catuspata Desa adat Buleleng pada 21 maret 2023.

Adapun sulinggih yang muput pada upacara tawur kesanga yakni Ida Rsi Bujangga Waisnawa Wiweka Nata dari Gria Taman Taru Pinge Bakti Seraga, Ida Sri Bhagawan Rama Sogata dari Gria Dalem Cili Ularan Sukasada, Ida Pandita Mpu Widya Kerthi dari gria Kencana Sari desa Penglatan, Ida Pedanda Made Telaga Manu Putra dari gria keninten telaga jumpung desa Banjar dan Ida Sri Bhagawan Wira Panji Krishna Jaya Ningrat dari gria Taman Saraswati Ganda Wangi desa Bungkulan.

Tampak hadir mengikuti prosesi upacara tawur kesanga. Diantaranya, Penjabat Bupati Buleleng, Ketua DPRD Buleleng, Sekda Buleleng, Forkopimda Buleleng, PHDI Buleleng, dan Kantor Kemenag kabupaten Buleleng.

Disela-sela Upacara Tawur Kesanga, kelian desa adat Buleleng Ir. Nyoman Sutrisna, MM mengungkapkan, pelaksanaan tawur kesanga kali ini berjalan dengan lancar dan sukses. Tampak pemedek mulai ramai ikut persembahyang usai melewati pandemi covid-19. Pihaknya berharap dengan upacara tawur kesanga ini dapat menyucikan bhuana alit maupun bhuana agung. “kegiatan ini cukup besar karena kemarin kita mengalami covid-19 karena didalam awig desa adat buleleng apabila ada bencana virus ataupun merana, perlu adanya penyucian dari pada bhuana alit dan bhuana agung lebih rinci. Kami memakai lontar yasa parkerti didalamnya dinyatakan bahwa adanya merana  perlu ada semacam penyucian di makrokosmos, untuk itu dengan menggunakan 5 sulinggih yang muput mudah-mudahan vibrasi dari pada keheningan dan kesucian muncuk dimana-mana, ” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua PHDI Buleleng Gde Made Metera saat mengisi dharma wacana mengungkapkan, pada saat sipeng umat beragama harus dapat memanfaatkan momen ini sebagai kesempatan untuk introspeksi diri atau mulat sarira untuk saling menghormati, mengembangkan rasa toleransi hidup berdampingan menghormati keragaman budaya dengan bangkit bersama pasca pandemi. “ yadnya ini dilaksanakan oleh pihak yang memang patut melaksanakannya, diantaranya Guru Wisesa yang memfasilitasi semua kebutuhan yadnya ini dan yadnya ini sudah direncanakan sejak 1 tahun lalu,  ” katanya.

Hal Senada juga diungkapkan Penjabat Bupati Buleleng I Ketut Lihadnyana mengajak seluruh masyarakat Buleleng untuk refleksi diri dalam kehidupan. Dihimbau kepada seluruh masyarakat untuk menghormati kesepakatan yang telah di tanda tangani oleh pemuka umat beragama. “ karena ini adalah tahun baru Caka kita harapkan mari kita pakai sebagai sebuah momentum merefleksi diri dan mari perbaiki saat ngembak geni,  ” jelasnya.

Pada saat Upacara Taur Kesanga, Sebanyak 4 Pos penirtaan tersebar di areal catus pata Desa Adat Buleleng yakni, Pos 1 di central upacara kawasan catus pata, pos 2 sasana budaya dan sekitarnya, pos 3 sebelah selatan catus pata dan Pos 4 sebelah utara catus pata. (dnu)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *