Buleleng, 199 Lulusan STAHN Mpu Kuturan Diharapkan dapat berkontribusi dalam berbagai bidang di tengah persaingan era Artificial Intelligence (AI).
Sebanyak 199 wisudawan STAHN Mpu Kuturan Singaraja diwisuda pada Jumat (13/12) pagi di Gedung Kesenian Gde Manik, Singaraja. Wisuda ke-IX ini mengusung tema “Embodied Arunika: Mewujudkan Generasi Bijaksana dan Inovatif di Era Milenial”.
Acara tersebut dihadiri oleh Penjabat (Pj) Bupati Buleleng, Ir. Ketut Lihadnyana, M.MA secara langsung, sementara Dirjen Bimas Hindu, Prof. Dr. I Nengah Duija, M.Si, turut hadir secara virtual dari Jakarta.
Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Prof. Dr. I Gede Suwindia, M.A, menyampaikan harapannya agar wisuda ini menjadi wisuda terakhir dengan status Sekolah Tinggi. Pada tahun 2025, STAHN Mpu Kuturan diharapkan dapat bertransformasi menjadi Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Mpu Kuturan.
Dalam sambutannya, Prof. Suwindia menekankan pentingnya para wisudawan memiliki sikap yang baik (attitude) di tengah transformasi digital. “Artificial Intelligence (AI) memang cerdas, tetapi tidak memiliki hati. Alumni STAHN Mpu Kuturan harus unggul dalam sikap dan karakter, sehingga mampu bersaing sekaligus beradaptasi di era AI,” ujarnya.
Ia juga mendorong wisudawan untuk tidak hanya fokus pada sektor formal seperti ASN, tetapi juga menjajaki sektor informal yang memiliki peluang besar. “Kami telah membekali mereka dengan berbagai keterampilan sesuai minat dan bakat. Harapannya, mereka mampu menciptakan lapangan kerja kreatif dan turut menekan angka pengangguran,” tambahnya.
Sementara itu, Pj Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana, mengajak para wisudawan untuk mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh demi kemajuan masyarakat. “Jadilah lokomotif penggerak di berbagai sektor. Alumni STAHN Mpu Kuturan memiliki karakter yang kuat untuk membangun masyarakat, khususnya di Buleleng, Bali, dan Indonesia,” pesannya.
Hal serupa disampaikan oleh Dirjen Bimas Hindu, Prof. Duija. Ia menekankan bahwa pendidikan tinggi berbasis agama Hindu harus terus memperbaiki kualitas pelayanan. “Perguruan tinggi harus menciptakan ekosistem pendidikan yang berkarakter. Presiden Prabowo berpesan, IPK tinggi tanpa karakter sama saja dengan nol,” tuturnya.
Prof. Duija juga berharap agar tugas akhir mahasiswa lebih diarahkan untuk menghasilkan jurnal berkualitas demi meningkatkan kualitas publikasi. “Perguruan tinggi tidak hanya melahirkan intelektual, tetapi juga individu yang berkarakter, yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat,” imbuhnya.
Dari 199 wisudawan, sebanyak 35 orang berasal dari program Magister, sementara 164 lainnya merupakan lulusan Sarjana. Program Sarjana mencakup Jurusan Dharma Acarya (79 orang), Dharma Duta (58 orang), Dharma Sastra (14 orang), dan Brahmawidya (13 orang).
Dalam penutup sambutannya, Prof. Duija mengucapkan terima kasih kepada para orang tua wisudawan. “STAHN Mpu Kuturan adalah pilihan tepat bagi mereka yang ingin anak-anaknya memiliki akar budaya Bali dan agama yang kuat. Dengan vibrasi positif dari jiwa Mpu Kuturan, lulusan dari lembaga ini akan menjadi generasi yang bijaksana dan inovatif,” pungkasnya.(*)