Hampir seluruh kecamatan di kabupaten Buleleng mengalami krisis pengawas Pendidikan jenjang TK dan SD, hal tersebut membuat proses pengawasan tidak berjalan maksimal.
Minimnya SDM pengawas pendidikan di Buleleng membuat proses pengawasan penyelenggaraan Pendidikan di Buleleng menjadi tidak maksimal. Hal tersebut diungkapkan Pengawas SD di Kecamatan Tejakula, Wayan Duduk. Dirinya mengaku kewalahan melakukan pengawasan sendirian di areal Tejakula. Padahal, dari jumlah 41 sekolah dasar yang tersebar di Tejakula, idealnya ada empat orang pengawas. “Untuk di kawasan Tejakula kekurangan tiga orang pengawasn pendidikan, karena idealnya Kecamtan Tejakula memiliki empat orang pengawas untuk mengawasi 41 sekolah dasar di Kecamatan Tejakula”ungkapnya.
Menyikapi hal tersebut Ketua Dewan Pendidikan Buleleng, Dr. Made Sedana berharap agar segera melakukan kajian pengisian tentang pengawas baik jenjang TK dan SD. Menurutnya, peran pengawas sangatlah vital dalam mendukung proses pembelajaran di Buleleng. “Buleleng ini krisis pengawas, karena pengawas memiliki peran yang vital. Banyak pengawasn yang sudah pensiun, itu sebabnya harus segera diisi”ujarnya.
Sementara itu, Kondisi tersebut di bernarkan Sekertaris Disdikpora Buleleng, Ida Bagus Gde Surya Brata. Dirinya menyebut sejatinya pihak disdikpora buleleng telah sudah mengusulkan kekurangan pengawas ini ke Pusat. Namun hal tersebut masih terkendala karena Ada regulasi yang mengatur migrasi dari guru menjadi pengrawas. Pasalnya, keduanya itu memang berbeda jabatan fungsional, sehingga tidak bisa serta merta mengangkat guru menjadi pengawas. (Tim)