Buleleng, Menanggapi maraknya pemberitaan mengenai siswa tingkat SMP di Kabupaten Buleleng yang belum bisa atau belum lancar membaca, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) bergerak cepat dengan membentuk tim khusus. Tim ini ditugaskan untuk memberikan pendampingan dalam upaya penyelesaian masalah kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (Calistung) di kalangan pelajar.
Dekan FIP Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Widiana, S.Pd, M.Pd menyatakan bahwa sebagai institusi yang bergerak di bidang pendidikan, FIP merasa terpanggil untuk turut serta memberikan solusi atas permasalahan tersebut. Dengan persetujuan dari Rektor Undiksha, pihaknya telah membentuk Tim Pendamping Intervensi Klinis Calistung yang terdiri dari dosen dan mahasiswa.
“Tim ini terdiri dari dosen sebagai pendamping ahli dan mahasiswa sebagai pendamping lapangan. Target utamanya tentu percepatan peningkatan kemampuan Calistung siswa,” jelasnya.
Dalam pelaksanaannya, tim FIP Undiksha akan lebih dulu melakukan koordinasi dengan dinas terkait sebelum terjun ke sekolah-sekolah. Setelah mendapatkan persetujuan, satu dosen akan mendampingi lima hingga tujuh mahasiswa untuk bertugas di setiap sekolah yang memerlukan bantuan. Pendampingan dilakukan dengan pendekatan klinis, menyesuaikan kebutuhan siswa di lapangan.
Sebagai langkah awal, program ini akan dijalankan dalam bentuk uji coba selama enam bulan. Setiap mahasiswa akan mendampingi satu hingga tiga siswa, guna memberikan perhatian yang lebih intensif dalam mempercepat peningkatan kemampuan Calistung mereka.
“Jika ada kebutuhan lebih besar dari sekolah, tentu kami akan coba sesuaikan dan siapkan personel tambahan. Kami sangat berharap bisa ikut memberikan solusi nyata terhadap persoalan ini,” imbuhnya.
Menanggapi adanya kemungkinan siswa yang mengalami gangguan belajar seperti disleksia, Prof. Widiana menyebutkan bahwa timnya telah memiliki strategi penanganan khusus. Pendekatan ini telah dimasukkan dalam skema pendampingan yang akan dilakukan.
“Ada cara khusus untuk menangani siswa dengan disleksia, dan itu sudah termasuk dalam modul pelatihan dan pendampingan kami,” tegasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data yang dihimpun, terdapat sekitar 400 siswa SMP di Kabupaten Buleleng yang belum bisa atau belum lancar membaca. Mereka tersebar di sekitar 60 sekolah yang ada di wilayah Bali Utara.
Langkah FIP Undiksha ini diharapkan dapat menjadi model kolaborasi antara institusi pendidikan tinggi dan pemerintah daerah dalam mengatasi persoalan mendasar di dunia pendidikan.(*)