Buleleng, Kreasi yang dihasilkan oleh pengrajin Buleleng laris manis di pasar Eropa. Salah satunya berupa kerajinan kendang.
Demikianlah suasana saat salah seorang pengrajin kendang asal desa Kubutambahan mengerjakan kendang pesanan. Pembuatan kendang sebagai salah satu alat musik tradisional tak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga membuka peluang bisnis yang menjanjikan. Mungkin belum banyak yang tahu jika di desa kubutambahan, kecamatan Kubutambahan kabupaten Buleleng terdapat pengrajin kendang yang tidak diragukan kreatif dan kualitasnya.
Ditangan Kadek Arsana, Gelondongan kayu nangka dan intaran di sulap menjadi kendang. Ia menuturkan keahlian memproduksi kendang ditekuni sejak tahun 2008 lalu. Dalam pembuatan kendang ayah tiga anak ini menggunakan bahan lokal.
“ Pada tahun 2008 saya memberanikan diri untuk mebuka usaha ini sampai sekarang. Bahan yang digunakan semua lokal bali sektiaran kubutambahan dengan jenis kayu nangka dan intaran. Proses Pembuatannya memakan waktu kadang 3 hari bahkan sampai 5 hari saja, ” jelasnya.
Arsana yang hanya tamatan SD mengaku membuat kreasi kendang dengan kisaran harga 4-5 juta rupiah per pasang. Alhasil buah karya kreatifnya kini laris manis di pasaran, bukan hanya pasar lokal tapi juga di Eropa. Hasil produk yang dikirim ke Eropa sebulan rata-rata mencapai 4 pasang.
“ Penjualannya sudah seluruh Bali sampai keluar pulau bali seperti jawa, Sulawesi, Lombok. Kemarin juga kirim ke Amerika dan Canada, ” katanya.
Hasil karya kreatif Arsana membuktikan bahwa Buleleng sesungguhnya memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan. Tak salah jika Buleleng menambah tagline BUKAKAK, Buleleng kaya karya kreatif.
Tim Pemberitaan Dewata Round Up. (uka)