Kendran, Guna mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat, RSUD Buleleng membuka poli ISPA untuk memisahkan pelayanan pasien covid dan non covid.
Poli ISPA dibuka RSUD Kabupaten Buleleng sebagai langkah antisipasi “kebocoran” pasien yang terindikasi bergejala covid-19. Poli ini juga bertujuan untuk memberikan keamanan bagi para tenaga kesehatan agar tidak terpapar masuk kedalam ruang poliklinik dan kontak dengan banyak orang, termasuk keluarga dan pengunjung pasien. Ruang poli ISPA ini menggunakan ruangan bekas Unit Donor Darah PMI Buleleng.
Dijelaskan Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Buleleng, dr I Ketut Gede Agus Budi Wirawan, sebelum masuk ke poliklinik, pasien akan di skrining oleh petugas kesehatan, ini sebagai langkah awal apakah ada indikasi covid sehingga berpengaruh terhadap penanganan yang diberikan. Jika skoring mengarah ke gejala covid-19 maka pasien akan diarahkan ke poli ISPA. “Pertama skrining dulu disana ada skrining khusus, kalau ada yang memenuhi kriteria akan dibawa untuk diobservasi lebih lanjut,”ujarnya.
Wadir Pelayanan Medik RSUD Buleleng Budi Wirawan menambahkan sejumlah SDM disiapkan untuk bertugas pada poli ISPA. Seperti perawat, tenaga kesehatan, dan dokter sesuai keluhan pasien. “paling tidak perawat tetep, kemudian dokter yang fleksibel jantung, kalau paru ya dokter paru, tapi kebanyakan dari DPJP,”ungkapnya.
Kasus penularan yang menurun drastis membuat RSUD melakukan efisiensi. Ada beberapa ruangan yang saat ini di nonaktifkan sebagai tempat isolasi pasien covid-19 yaitu ruang flamboyan dan melati. Ruangan tersebut kini juga telah merawat beberapa pasien non covid. Adapun ruangan yang masih digunakan sebagai tempat isolasi yaitu mahottama, lely 1, dan jempiring. Dengan keterisian pasien rata-rata 30 persen.(ags/dpa)