Buleleng, Ditengah Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat membuat sejumlah apotek di Buleleng kewalahan memenuhi permintaan obat untuk gejala covid.
Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dari Pemerintah Pusat juga berpengaruh terhadap pembelian obat berkaitan dengan penanganan gejala covid-19. Masyarakat saat ini cenderung membeli banyak obat dan disimpan untuk keperluan pribadi. Dimana seharusnya obat tersebut dipergunakan seperlunya.
Hal itu diungkapkan Pemilik Apotek Ganesha I Made Agoes Budhi Sasmitha Selasa 06 Juli 2021. Peningkatan pembelian obat berkaitan dengan penanganan covid-19 juga terjadi disejumlah sarana farmasi di Bali. Namun demikian pihaknya tetap berusaha memenuhi permintaan pembeli. “Secara permintaan, karena antara produksi dan distributor sangat timpang jadi disana kita kadang kewalahan. Stok terbatas namun permintaan tinggi. Kecenderungan saat ini permintaan banyak tapi stoknya yang tidak ada,”jelasnya.
Budhi Sasmitha yang juga Ketua Wirausaha Muda Singaraja itu menyebutkan kebutuhan yang paling dicari adalah suplemen penambah daya tahan tubuh. Selain pandemi, kondisi tubuh juga dapat melemah karena musim pancaroba. Pasien yang datang membeli obat dengan tujuan untuk menyimpan obat, lebih banyak diberikan edukasi oleh petugas apotek. “Cenderung pasien yang membeli obat itu untuk antisipasi bahasanya. Tapi kami dari farmasi lebih mengedukasi kalau pertama dia tidak bawa resep atau untuk alasan jaga-jaga kami tidak menyarankan untuk membeli obat tersebut,”ungkapnya.
Dalam situasi pandemi, pembelian obat berkaitan dengan penanganan gejala covid bisa meningkat dari 200-300 persen. Begitu juga dengan pembelian vitamin meningkat 300-400 persen.(ags/dpa)