Senandung Giri : Dinamika Pemilukada Episode kedua

Catus Pata, Pada episode lalu disampaikan bahwa dua parpol besar dapat mengusung calon secara mandiri. Keduanya masing-masing Partai Golkar dan PDI Perjuangan.  Sedangkan sisanya harus berkoalisi. Jika dimaksimalkan  akan terdapat tiga poros yakni  PDI Perjuangan, Golkar dan Poros Pelangi yang terdiri atas  Partai Nasdem dengan 6 kursi , Demokrat 3 kursi, Gerindra 4 kursi,Hanura2 kursi dan PKB 1 kursi. Namun yang namanya politik tidak bisa ditebak.

PDI Perjuangan yang pertama kali membuka pendaftaran  pada awalnya hanya diminati oleh calon internal. Barulah pada saat injury time Dewa Nyoman Sukrawan mendaftarkan diri. Sedangkan partai Nasdem justru lebih diminati oleh para calon bupati dan wakil bupati Buleleng. Yang sangat berbeda justru partai Golkar.  Partai berlambang pohon beringin ini diam-diam langsung mendeklarasikan Nyoman Sugawa Kori sebagai bakal calon bupati Buleleng periode 2024-2029.

Pada partai PDI Perjuangan sejumlah kader telah mengembalikan formulir pendaftaran. Mereka adalah mantan wakil Bupati Nyoman Sutjidra, Nyoman Arya Astawa yang akrab disapa Mang Dauh, dokter Ketut Putra Sedana, Ketut Rochineng, Ketut Ngurah Arya, Wayan Masdana dan Gede Supriatna. Dari sejumlah nama tersebut nama Nyoman Sutjidra, Nyoman Arya Astawa dan Ketut Pura Sedana yang belum teruji dalam konstelasi pemilu legislative 14 Pebruari lalu. Sedangkan yang lainnya sudah teruji mengingat lolos pileg dengan raihan suara masing-masing Ketut Rochineng  lolos di DPRD Bali dengan raihan 31.922 suara. Sementara tiga calon lainnya lolos sebagai anggota DPRD Kabupaten Buleleng.  Ketiganya sukses membuat hatrick  Ketut Ngurah Arya sebagai peraih suara terbanyak dengan 9.926 suara, Gede Supriatna dengan 9.000 suara dan Wayan Masdana dengan 5.108 suara.  Lalu siapa yang berpeluang lolos sebagai bupati dan wakil bupati dari PDI Perjuangan? Mari kita tunggu rekomendasi DPP yang menurut rencana akan diterbitkan secara serentak di seluruh Indonesia pada pertengah bulan Juni atau awal Juli.

Lalu bagaimana dengan partai yang lain? Nasdem memanggil, sebuah terobosan gaya politik yang diterapkan partai besutan  Surya Paloh.  Lowongan calon bupati dan wakil bupati ini justru laris manis. Tercatat nama ketua DPD Golkar Bali Nyoman Sugawa Kori, mantan ketua DPRD Buleleng yang juga mantan calon wakil gubernur Bali dan mantan calon bupati Buleleng  Dewa Nyoman Sukrawan, mantan wakil bupati Buleleng Gede Wardana hadir dan mendaftarkan diri. Selain ketiga calon tersebut nama Anak Agung Wiranata Kusuma dan ketua STIKES  Buleleng I Made  Sundayana juga ikut mencatatkan diri pada pendaftaran bursa calon bupati dan wakil bupati Buleleng. Keduanya sempat hendak mencoba melalui jalur perseorangan, namun karena keterbatasn waktu dengan penyetoran KTP hingga 12 Mei akhirnya keduanya langsung memutuskan berlabuh melalui partai Nasdem. Lalu siapa yang berpeluang? Nasdem punya mekanisme tersendiri. Jika dipusat mereka menggunakan  metode konvensi maka di daerah cukup menggunakan hasil  survey.

Partai Hanura juga membuka pendaftaran. Pendaftar pertama adalah politisi senior Dewa Nyoman Sukrawan.  Sementara Gerindra, PKB, dan Demokrat hingga kini belum membuka pendaftaran. Apakah mereka akan merapat membentuk koalisi besar sebagaimana koalisi Indonesia Maju di pusat?  Jika membentuk poros sudah tidak mungkin .  Jika mereka merapat pada PDIP atau koalisi pelangi maka  akan terjadi head to head antara PDI Perjuangan dengan Koalisi Pelangi. Lalu siapa yang paling berpeluang merebut rekomendasi di PDI Perjuangan dan menempati survey tertinggi pada Partai Nasdem? Mari kita simak pada episode berikutnya

Tim Pemberitaan Dewata Roundup.(Tut)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *