Buleleng, Buleleng kembali memilih lima orang duta sebagai perwakilan untuk menyerap aspirasi generasi muda.
Diselenggarakan oleh Forum Anak Daerah (FAD) Buleleng, Gelora Anak Buleleng 2022 memasuki tahap granfinal untuk memilih lima orang duta anak. Acara tersebut diselenggarakan Minggu (09/01) di Aula SMA Negeri 4 Singaraja, dihadiri Dinas P2KBP3A, Camat Buleleng, juri serta tim pengawas. Adapun lima orang duta terpilih untuk masing-masing komisi, Komisi Pendidikan Ni Wayan Sriyanti dari SMA Negeri Bali Mandara, Komisi Kesehatan Kadek Listia Prasetya Dewi dari SMA Negeri 4 Singaraja, Komisi Perlindungan Khusus Komang Nindia Maharani dari SMP Negeri 6 Singaraja, Komisi Partisipasi I Made Bagus Dharmantara dari SMP Negeri 3 Singaraja, dan Komisi Jaringan Made Dea Sasmitha Pradnyandari dari SMP Negeri 4 Singaraja.
Duta anak Komisi Pendidikan Ni Wayan Sriyanti ketika ditemui usai kegiatan berencana membuat program dimana anak memiliki hak yang sama untuk mencoba hal positif. Duta berumur 16 tahun ini mengatakan masih banyak generasi muda yang saat ini memiliki masalah dengan insecurity atau ketidaknyamanan dalam melakukan sesuatu. “Jadi banyak anak jaman sekarang yang masih tidak percaya diri, jadi kami tekankan anak-anak harus mencoba sesuatu dulu bagaimana sih asiknya dan anak anak juga harus ikut diskusi keluarga,”ujarnya.
Sementara itu Duta anak Komisi Partisipasi I Made Bagus Dharmantara mengatakan programnya kedepan sesuai dengan komisi yang ia bidangi sekarang yaitu membawa aspirasi anak buleleng untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan Buleleng. “Ingin membawa anak anak di Bali khususnya di Buleleng menjadi lebih baik dan ikut berpartisipasi salah satunya kita akan mengadakan survey,”ungkapnya.
Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak Putu Agustini mengatakan Gelora Anak Buleleng yang tujuannya memilih duta anak, rutin dilakukan dua tahun sekali. Setelah menjadi duta anak Buleleng mereka akan maju dalam forum Mimbar Anak Bali dalam rangka hari anak nasional. Adanya duta anak merupakan salah satu klaster dalam penetapan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA). “Salah satu penekanannya adalah bagaimana mereka bisa menyuarakan hak anak itu sendiri untuk mendapatkan pendidikan dan yang perlu disuarakan,”tegasnya.
Usai pemilihan, kelima duta anak langsung melakukan koordinasi terkait dengan program kerja yang akan dilakukan dua tahun kedepan.(ags/dpa)