Senandung Giri : Dua Setengah Tahun Bersama Pj Bupati Buleleng Edisi Pertama(Tukang Pangkas)

Catus Pata, Sabtu 27 Agustus 2022 Gubernur Bali Dr. Ir Wayan Koster,MM melantik dan mengambil sumpah  Ir ketut Lihadnyana,M.MA sebagai Penjabat Bupati Buleleng menggantikan Paket Putu Agus Suradnyana dan dr. Nyoman Sutjidra,Sp.Og yang telah mengakhiri  masa tugasnya sebagai bupati dan wakil bupati Buleleng periode 2017-2022.  Pelantikan yang berlangsung di Jayasabha Denpasar berdasarkan surat keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.51/5118 Tahun 2022 tanggal 12 Agustus 2022 tentang pengangkatan Pejabat Bupati Buleleng di Provinsi Bali. Sementara pengisian Pj Bupati tersebut merupakan amanat dari Undang-undang Nomor 6 Tahun 2016 yang menegaskan bahwa untuk mengisi kekosongan jabatan Bupati dan Wakil Bupati sampai dengan dilantiknya Bupati hasil penilaian serentak nasional pada tahun 2024. Sejak itulah putra kelahiran desa Kekeran Busungbiu ini memimpin Bumi Denbukit.

Pada awal kepemimpinannya. Mengawali kinerjanya dilingkungan birokrasi Buleleng, putra pejuang ini tak banyak berkoordinasi dan berkonsultasi. Mungkin karena sudah berpengalaman dibirokrasi kebijakan mulai diterpakan. Yang pertama dan utama adalah merancang APBD yang produktif untuk memberikan manfaat kepada masyarakat Buleleng. Yang kedua adalah melakukan tata kelola pemerintahan dan mengurangi kemiskinan, menekan angka stunting dan menekan laju inflasi terus menggema. Dampaknya sejumlah anggaran pada satuan kerja perangkat daerah, SKPD dilingkup Pemkab Buleleng dipangkas. Sayangnya pemangkasan tidak dilakukan melalui koordinasi dengan SKPD terkait. Kondissi dan situasi ini tentu menimbulkan kegelisahan dan keresahan pada SKPD. Tak sedikit pimpinan SKPD mengeluhkan kebijakan ini. Pasalnya rencana kerja sudah disusun bahkan ada yang sudah disosialisasikan kepada calon penerima. Para pimpinan SKPD pun mulai ketug-ketug akan kebijakan ini. Merekapun kebanyakan berwajah cemberut, kusut dan tak ada wajah berbinar. Asal kadise tepuk men kenken kabare? Ah kabar kabur he he he, Ungkap beberapa pimpinan SKPD. Bukan hanya angaran dari APBD, anggaran yang bersumber dari pemerintah pusat juga disikat untuk dimanfaatkan seefektif mungkin.

Pemangkasan hibah juga terjadi pada institusi Undiksha, Kodim 1609 dan KONI Buleleng. Yang paling mengecewakan pecinta olahraga di buleleng adalah dihapusnya gerak jalan dan kompetisi sepakbola. Tak sedikit ketika itu menilai menejemen balon yang diterapkan tidak akan memberikan dampak yang signifikan pada pembangunan Buleleng. Manajemen balon? Ya pangkas sana breok (bawa-red) sini, atau pangkas sini breok sana he he he. Banyak kekecewaan disampaikan melalui media social atas kebijakan yang dianggap membabi buta. Bukan hanya Pj Bupati yang disesalkan namun juga berimbas pada Gubernur Wayan Koster yang menempatkan Kepala BKD Propinsi Bali ini di Bumi Panji Sakti. Pun demikian suami dari Nyonya Paramita tetap tegar menghadapi ujian ini. Dia bergeming dan tetap melaksanakan kebijakannya. Ibarat peribahasa  anjing menggonggong kafilah tetap berlalu. Dengan menerapkan gaya kepemimpinan  strong leadership berbagai kebijakan diterapkan. Para pimpinan SKPD pun harus benar benar siap jika dipanggil memaparkan program kerja. Tidak ada yang boleh mewakilkan.  Jika tidak siap…ha ha ha get out atau silahkan kembali akan terdengar pada telinga pejabat bersangkutan. Tak sedikit pejabat yang harus balik kanan karena tidak siap memberikan penjelasan detail. Sejak saat itu Pj Bupati Ketut Lihadnyana mendapatkan julukan Tukang Pangkas. Lalu apa resep Pj Bupati untuk bekerja maksimal melayani rakyat? Simak pada episode berikutnya.(Tut)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *