Catus Pata, Pada episode lalu dikisahkan entah karena sudah berubah status menjadi JRO, raja negeri kini semakin bijaksana. Banuak hal-hal yang tidak mungkin bisa dilakukan kini telah dilaksanakan. Mungkin karena dukungan semesta sehingga apa yang direncanakan selalu dapat diwujudkan ibarat manik sekecap. Ingin agar rumput hijau, ehh tiba-tiba turun hujan lebat dan uniknya lagi ternyata ada mata air yang cukup besar untuk menyulap rumput tersebut menjadi hijau. Selama ini tak banyak rakyat yang mengetahui ada sumber mata air di dekat alun-alun tersebut. Tak salah jika suhuyasa menjuluki raja negeri dengan sayangang dewa widhi he he he.
Dikisahkan juga bahwa ketika raja negeri tengah duduk di pendopo istana, sejumlah rakyat yang menamakan dirinya sebagai anggota subak mendatangi raja negeri. Mereka meneriakkan yel yel , hidup subak….hidup subak…hidup subak. Mendengar teriakan itu raja yang cukup lihai ini mempersilahkan rakyatnya untuk duduk berjejer menghadapnya. Lalu dengan nada bergetar raja negeri mulai membuka pembicaraan,” Wahai kaum subak kenapa kalian datang ke istana dengan muka cemberut? Bukankah kalian selama ini sudah cukup sejahtera? Bantuan social dari segala penjuru sudah aku kucurkan, irigasi sudah aku betonisasi, rakyat miskin ekstrim sudah aku tangani, bahkan rakyat miskin tercecerpun sudah aku data. Aku bekerja siang dan malam hanya untuk rakyat, bukan untuk diri dan keluargaku karena aku sadar aku tidak punya siapa-siapa. Kekayaanku pun tidak seberapa jika dibandingkan dengan raja sebelumnya. Lalu kenapa kalian masih cemberut? Adakah persoalan yang mengganjal kalian?“tanya raja negeri mengawali pembicaraanya. Aku sudah membuat perencanaan untuk memajukan pertanian di negeri belang-belang. Kalau tidak maju percuma dong aku belajar pertanian hingga ke negeri sakura he he he.
Lalu seseorang dengan perawakan tinggi besar menjawab perkataan sang raja. “Ampun raja negeri memang benar apa yang baginda raja sampaikan. Tapi kami tetap mengalami kesulitan baginda. Betul apa yang baginda sampaikan bahwa betonisasi terhadap irigasi telah dilakukan. Tapi kenapa sejak irigasi dibeton justru kami tidak mendapatkan air lagi? Dulu air kecil alasanya karena habis diserap oleh tanah. Tapi kenapa sejak dibetonisasi justru airnya tidak mengalir lagi? Alasan apa yang akan baginda kemukakan atas persoalan ini? Bantu kami baginda raja, bantu kami. Mendengar keluhan rakyatnya, raja yang cukup lihai memanggil salah seorang punggawanya. Raja negeri memiliki pawang hujan yang cukup mumpuni. Maka tak berselang lama hujan turun dengan derasnya. Raja negeri yang menyadari kesulitan rakyatnya lalu berkata,”Wahai rakyatku, silahkan nikmati air hujan ini. Buktikanlah kini jika betonisasi saluran irigasi akan mempercepat aliran air menuju petak-petak sawah kalian. Tapi satu yang perlu diingat, janganlah membuang sampah ke aliran sungai agar air tidak ngambek dan justru akan membanjiri jalan-jalan yang kalian manfaatkan selama ini. Mendengar nasehat raja negeri, para anggota subak meninggalkan pendopo kerajaan sambil menikmati hujan yang sangat lebat. Mereka memilih hujan bukan hutan he he he.
Tim Pemberitaan Dewata Round Up. (Tut)