Buleleng, Bisnis kuliner Sambal Mamo yang menggunakan bahan-bahan lokal nyatanya laris dibeli penikmat sambal hingga ke Jawa dan Nusa Tenggara Timur.
Bisnis kuliner “Sambal Mamo” ada sejak 7 bulan belakangan. Bisnis tersebut berawal dari sang owner Ni Luh Mahendri Dinastuti, yang menjadi narasumber di berbagai event kewirausahaan. Saat itu banyak orang yang kehilangan pekerjaan, sehingga muncul ide untuk memberdayakan ibu-ibu untuk membuka usaha mikro dibidang kuliner. Sambal Mamo kemudian hadir dengan target wanita karir yang tidak sempat masak dirumah.
Bak gayung bersambut, usaha sambalnya itu laris. Beberapa varian sambal seperti cabai hijau, sambal terasi, sambal Baby Cumi, sambal Geprek, dan sambal Teri Medan banyak peminat hingga keluar Bali. Kepada reporter Nuansa Giri, Ni Luh Mahendri Dinastuti ditemui saat mengikuti pameran UMKM “Gebyar Kuliner Buleleng” mengatakan sambal buatannya dapat awet sebulan jika ditaruh pada suhu ruangan, sementara jika ditaruh pada lemari pendingin bisa awet hingga 3 bulan. Ini karena tehnik packaging dan waktu memasak yang cukup lama. “Cita rasanya berbeda antara satu jenis sambal dengan yang lain, awetnya juga tanpa bahan pengawet,”ujarnya.
Anggota Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Kabupaten Buleleng ini menambahkan produksi dilakukan setiap hari. Dalam seminggu ia yang dibantu dua orang tenaga dari sekitar rumahnya bisa memproduksi hingga 200 botol sambal. Untuk bahan baku, Mahendri mengatakan semuanya berasal dari lokal, hanya saja bahan teri medan harus didatangkan langsung dari kota Paris Van Sumatera itu. “Pemasarannya masih secara online, jadi saya punya reseler dari luar Bali,”ungkapnya.
Lebih lanjut ada dua orang tenaga yang membantu proses produksi disamping quality control tetap ditangani oleh Mahendri. Harga sambal mamo ini sangat terjangkau, dari kisaran 20-32 ribu rupiah untuk sambal dengan isi kurang lebih 200 ml. Pusat produksi sambal saat ini masih dirumah yang beralamat di Jalan Samratulangi Gang Kenari Kelurahan Penarukan Kecamatan/Kabupaten Buleleng. “Omzet kira kira sekitar Rp 20 juta perbulan, kita sekali produksi langsung habis ini pasar online luas banget saya sangat berbantu jadi manfaatkan sosial media dengan bijak,”pungkasnya.
Selain sambal, pengusaha kuliner itu juga menjual kripik tempe, kue kering, kue ulang tahun, dan ada produk tambahan jelang hari raya seperti bumbu genep, bumbu suna cekuh, dan sambal embe.(ags/dpa)