Singaraja, Dengan mengejutkan, Ketua umum KONI Kabupaten Buleleng Ketut Wiratmaja menyatakan mundur.
Berakhirnya ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali XVI tahun 2025 pada Rabu (17/9) meninggalkan catatan penting bagi dunia olahraga di Kabupaten Buleleng. Harapan besar untuk mempertahankan posisi tiga besar tak terwujud. Target 94 medali emas yang dipatok sejak awal justru meleset, dengan perolehan akhir hanya 68 emas, 113 perak, dan 127 perunggu. Hasil ini menempatkan Buleleng harus puas turun satu tingkat ke peringkat empat klasemen umum.
Kondisi ini membuat pemerintah daerah meminta adanya evaluasi menyeluruh terhadap kontingen 911. Tidak hanya dari segi jumlah atlet yang diberangkatkan, tetapi juga pola pembinaan hingga strategi yang diterapkan. Evaluasi mendalam ini dianggap sangat penting agar kegagalan serupa tidak terulang pada perhelatan olahraga berikutnya.
Buntut dari capaian tersebut, Ketua Umum KONI Kabupaten Buleleng, Ketut Wiratmaja, secara ksatria menyatakan mundur dari jabatannya. Keputusan mengejutkan itu disampaikan langsung melalui program Obras (Obrolan Bersama Narasumber) di Radio Nuansa Giri FM, Jumat (19/9).
“Saya yang bertanggung jawab atas kegagalan ini. Tidak ada pasukan yang salah kecuali komandannya. Konsekuensi yang saya terima adalah harus mundur sebagai Ketua Umum KONI Buleleng pada Musorkab 22 Desember 2025 mendatang,” ujar pria asal Banjar Paketan tersebut.
Mantan Presiden KJB itu menambahkan, hasil yang diraih kali ini harus menjadi bahan refleksi bersama. Ia berharap, kepemimpinan KONI Buleleng berikutnya bisa belajar dari pengalaman ini.
“Membawa kontingen yang gemuk ternyata tidak memberikan hasil sesuai dengan apa yang kita harapkan. Sebelumnya, pada Porprov 2022, kontingen kita justru membawa atlet dengan jumlah lebih sedikit, namun mampu menghasilkan emas lebih banyak dari sekarang,” jelasnya.
Meski menyatakan mundur, Wiratmaja menegaskan dirinya tetap akan mengawal proses evaluasi internal dalam waktu dekat. Ia berencana mengundang seluruh ketua umum pengkab cabor yang bernaung di bawah KONI Buleleng untuk duduk bersama, membahas kendala yang dihadapi selama Porprov berlangsung, serta mencari solusi konkret untuk masa depan.
“Kita akan berkumpul bersama-sama dengan ketua pengurus cabor, untuk mengetahui secara langsung apa kendala yang mereka alami selama perhelatan kemarin. Dengan begitu, evaluasi yang dilakukan benar-benar menyentuh persoalan inti,” tutupnya.
Statemen Mundur ketum Koni Buleleng mendapat tanggapan dari para pendengar. Mereka tidak menginginkan Wiratmaja mundur sebab kondisi ini terjadi bukan murni kegagalan Ketum Koni Buleleng, tapi kegagalan masing – masing pengkab terutama yang tidak mampu mempersembahkan medali khususnya emas. Suwiwa akademisi Undiksha yang juga ketua Petanque secara terbuka mengakui jika di era kepemimpinan Wiratmaja ini iklim pembinaan sudah berjalan dengan baik, sport science sudah diterapkan. Dosen FOK yang sempat bergaul dengan kabupaten/ kota di Bali ini mengakui kegagalan ini sebagai cambuk agar kita tidak terlena sebagai tuan rumah Porprop Bali 2027. Jika kita terlena mungkin akan lebih sakit gagal di rumah sendiri. Oleh karenanya Ia berharap Ketum KONI Buleleng mau menakhodai KONI untuk periode kedua. (dnu)