DENPASAR — Didominasi atlet debutan, kontingen Yongmoodo Buleleng berhasil dulang medali pada ajang Porjar 2025.
Semangat juang dan tekad baja diperlihatkan para atlet muda Buleleng dalam ajang Pekan Olahraga Pelajar (Porjar) Bali 2025. Meskipun sebagian besar adalah debutan di gelanggang kompetisi, kontingen Yongmoodo Buleleng sukses membuktikan diri bukan sekadar pelengkap. Bertanding di GOR Lila Bhuana Denpasar pada 29–30 Mei 2025, mereka berhasil membawa pulang sederet medali yang membanggakan.
Sebanyak 15 atlet dari Gumi Panji Sakti bertarung melawan kekuatan penuh kontingen-kontingen unggulan seperti Denpasar, Badung, Klungkung, Gianyar, dan Bangli. Meski persiapan mereka terbilang singkat, nyali para atlet Buleleng tak ciut. Bahkan di tengah tekanan laga penyisihan, semangat juang mereka tetap menyala.
Salah satu momen dramatis terjadi saat Ketut Juli, atlet muda Buleleng, harus mengakhiri perjuangannya lebih awal akibat cedera setelah duel sengit melawan atlet Denpasar. Namun, semangat itu tak redup. Justru, semangat rekan-rekannya makin berkobar.
Puncaknya, Putu Sedana Putra, atlet SMP yang turun di kelas 40 kg, tampil heroik dengan mengalahkan Made Ariguna dari Bangli. Kemenangan itu sekaligus menjadi persembahan emas pertama bagi kontingen Buleleng.
Tak hanya itu, sederet medali perak juga berhasil diamankan lewat penampilan apik Gede Gana Wila Wardana, Anak Agung Ngurah Tirta Soma Candra Putra, I Gusti Ngurah Agung Raditya Yudha Pratama, Putu Aryantha Wicaksana, Komang Wendy Wijaya, dan Gede Mas Candra Wijaya, serta Kadek Intan Dwiyani.
Sementara enam atlet lainnya, yakni Kadek Reza Adi Prabhawayana, Nyoman Mertayasa, I Gusti Ngurah Agungpanji Cakra Indraprasta, Ni Komang Wandayani, Komang Edy Munia Januarta, dan Putu Neza Purna Ratmiyani, juga menyumbang medali perunggu dari masing-masing kelas yang diikuti.
Pelatih Yongmoodo Buleleng, Made Hariyana Vidvan Adi, mengaku bangga dengan hasil yang dicapai anak asuhnya. Ia menekankan bahwa seluruh atlet yang diturunkan adalah pemula yang baru bergabung dalam cabang olahraga ini.
“Semua atlet yang kami turunkan masih pemula. Tapi hasil ini menunjukkan bahwa mereka punya potensi besar. Mereka sudah punya tekad, tinggal kami poles terus dari segi teknik dan mental,” ungkap pelatih yang akrab disapa Dedek itu.
Sebagai mantan atlet Buleleng pada Porprov 2022, Dedek paham betul pentingnya jam terbang. Menurutnya, Porjar adalah batu loncatan berharga bagi atlet-atlet muda Buleleng.
“Dari 15 atlet Porjar ini, dua di antaranya akan kami siapkan ke Porprov. Persiapan fisik sudah kami mulai jauh hari. Mereka punya potensi, tinggal bagaimana memperkuat mental bertanding,” imbuhnya.
Namun, ia tak menampik masih ada evaluasi penting. Salah satunya, minimnya jam tanding atlet Buleleng yang menjadi catatan utama menjelang Porprov.
“Target mempertahankan juara umum Porprov memang berat, apalagi kontingen lain menurunkan banyak atlet. Tapi kami tidak gentar. Prinsip small is gold. Jumlah kecil bukan masalah selama kualitas tetap kami jaga,” pungkas Dedek penuh optimisme.(dnu)