Buleleng – Bertepatan dengan Tilem Kesanga, masyarakat Hindu dihadapkan dengan pecaruan serangkaian hari suci Nyepi. Sejak pukul 07.00 wita, prosesi upacara tawur kesanga diawali dengan prosesi pecaruan di catuspata alit tepatnya di simpang empat Pura Desa adat Buleleng. usai melakukan pecaruan, Tri Datu Desa adat Buleleng berbaris beriringan membawa tirta menuju Catuspata Desa adat Buleleng (28/03).
Upacara tawur kesanga dipuput oleh Tri Sadhaka yakni Ida Sri Bhagawan Rama Sogata dari Griya Dalem Cili, Ularan, Sukasada, Ida Bhujangga Rsi Waisnawa Kemenuh dari Griya Taman Wangining Desa Temukus, Ida Pedanda Duangga Purdasa Kemenuh dari Griya Weda Purana, Ida Pandita Mpu Ratangkara Bayu Segara Gni Andan Wijaya Natha dari Griya Taman Aswameda Ashrama Penarukan, Serta Ida Rsi Agung Dwija Bhara Dwaja dari Gria Taman Tunjung Patemon.
Tampak hadir mengikuti prosesi upacara tawur kesanga diantaranya, Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra,Sp.OG bersama Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna,SH, didampingi Sekda Buleleng drs. Gede Suyasa, M.Pd, Forkopimda Buleleng, PHDI Buleleng, dan Kantor Kemenag kabupaten Buleleng.
Usai upacara Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra,Sp.OG mengajak seluruh masyarakat Buleleng untuk refleksi diri dalam kehidupan. Dihimbau kepada seluruh masyarakat untuk menghormati antar umat beragama karena kali ini Hari suci Nyepi berdekatan dengan Hari raya Idul Fitri.
“karena ini adalah tahun baru Caka kita harapkan mari kita pakai sebagai sebuah momentum merefleksi diri dan mari perbaiki saat ngembak geni, dan jagalah harmonisasi antar umat beragama,” jelasnya.
Sebelumya Kelian Desa Adat Buleleng Ir. Nyoman Sutrisna, MM mengungkapkan, pelaksanaan tawur kesanga kali ini berjalan dengan lancar dan sukses. Tampak pemedek ramai ikut persembahyang. Pihaknya berharap dengan upacara tawur kesanga ini dapat menyucikan bhuana alit maupun bhuana agung.
“Sebelumnya kita melakukan mapepada kemarin dengan menyucikan hewan kurban sebagai sarana upacara, kali ini kita melaksanakan upcara tawur kesanga dengan tujuan menyucikan bhuana alit maupun bhuana agung,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua PHDI Buleleng Gde Made Metera dalam dharma wacananya mengungkapkan, tawur ini merupakan upacara penyucian seluruh dunia dan alam semesta. Sementara pada saat sipeng umat beragama harus dapat memanfaatkan momen ini sebagai kesempatan untuk introspeksi diri atau mulat sarira untuk saling menghormati.
“Yadnya ini dilaksanakan oleh pihak yang memang patut melaksanakannya, diantaranya Guru Wisesa yang memfasilitasi semua kebutuhan yadnya ini dan yadnya ini sudah direncanakan sejak 1 tahun lalu. Menurut Susastra Hindu kegiatan ini merupaka penyucian alam semesta,” katanya.
Pada saat Upacara Tawur Kesanga, Sebanyak 4 Pos penirtaan tersebar di areal catuspata Desa Adat Buleleng yakni, Pos 1 di central upacara kawasan catuspata, pos 2 sasana budaya dan sekitarnya, pos 3 sebelah selatan catuspata dan Pos 4 sebelah utara catuspata. (dnu)