Kubutambahan, PT BIBU Panji Sakti telah resmi meluncurkan desain baru Bandara Internasional Bali Utara.
Kabar pembangunan Bandara Bali Utara di pesisir Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, terus bergulir. PT BIBU Panji Sakti telah resmi meluncurkan desain bandara yang mengusung filosofi Tri Hita Karana, sebagai panduan utama dalam pengembangan infrastruktur berskala internasional yang tetap berpijak pada nilai-nilai luhur kebudayaan Pulau Dewata.
Filosofi Tri Hita Karana, harmoni antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, serta manusia dengan alam dituangkan secara menyeluruh oleh Alien Design Consultant (Alien DC) ke dalam tata ruang, arsitektur, dan lanskap bandara. Hasilnya adalah rancangan bandara berkelas dunia yang tidak sekadar modern, namun juga sarat dengan identitas kultural Bali. Hal itu diungkapkan CEO Alien DC, Hardyanthony Wiratama, Rabu (24/9/2025).
“Kami terjemahkan secara konkret filosofi itu ke dalam tata ruang, pemilihan material, serta integrasi sebuah bandara internasional dengan lanskap alam Buleleng yang memesona,” ujarnya.
Bandara Bali Utara ini diproyeksikan mampu menampung lebih dari 20 juta penumpang per tahun, dengan potensi pengembangan hingga 50 juta penumpang di masa depan. Untuk mendukungnya, akan dibangun dua landasan pacu sepanjang 3.600 meter yang memungkinkan bandara melayani pesawat berbadan lebar seperti Airbus A380 dan Boeing 777.
Selain itu, terminal penumpang utama dirancang seluas 200 ribu meter persegi, lengkap dengan fasilitas modern yang ramah wisatawan. Tak ketinggalan, terminal kargo berkapasitas hingga 250 ribu ton per tahun akan dibangun, menjadikan bandara ini sebagai simpul logistik strategis yang mendukung perdagangan, distribusi pangan, serta rantai pasok nasional.
Sementara itu, Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko, menekankan bahwa rancangan ini bukan sekadar menghadirkan sebuah bandara baru. Konsep yang diusung adalah transformasi dari airport menjadi “artport”.
“Bandara ini bukan hanya airport, tapi artport. Konsep baru pertama di dunia. Bali dikenal dengan budayanya, dan itu yang kita usung. Mulai dari penumpang landing sudah terasa nuansa Balinya. Di setiap sudut akan ditampilkan budaya Bali, seperti tabuh gamelan, melukis, hingga menari,” jelasnya.
Lanjut Erwanto menegaskan bahwa pihaknya menargetkan groundbreaking pembangunan dapat dimulai secepatnya tahun ini.
“Peluncuran desain hari ini menunjukkan bahwa kami sudah siap. Sekarang tinggal menunggu waktu untuk groundbreaking agar target operasional di 2028 bisa tercapai. Kalau mau mengejar target itu, 2025 ini harus sudah groundbreaking. Mudah-mudahan dalam 1 sampai 2 bulan ke depan bisa terlaksana,” tegasnya.
Dengan konsep ini, Bandara Bali Utara diproyeksikan bukan hanya sebagai pintu gerbang internasional untuk pariwisata, melainkan juga sebagai galeri budaya hidup yang memperkenalkan Bali sejak langkah pertama wisatawan menjejakkan kaki. Setiap elemen arsitektur, interior, hingga lanskap bandara dirancang sebagai bagian dari pengalaman seni yang terintegrasi. (dnu)