
Buleleng, Antrean panjang di SPBU Penarukan hampir mencapai satu kilometer.
Menyerupai ular yang melintang, hampir mencapai panjang satu kilometer, antrean tersebut dipenuhi oleh truk, mobil bak, maupun mobil angkutan kota yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Menurut pantauan reporter radio nuansa giri fm di lapangan, antrean tersebut terjadi di Stasiun Pengisisan Bahan Bakar Umum (SPBU) Penarukan dan SPBU Banyuasri.
Kepada repoter radio nuansa giri fm, Salah seorang sopir truk, Gede Budi mengaku telah mengalami kesulitan mencari bahan Bakar Solar sejak empat hari sebelumnya. Bahkan ada beberapa sopir truk rela menginap agar dapat membeli solar. “Dari empat hari yang lalu seperti ini, tyang mengatre sejak jam 9 pagi tadi, di tempat lain tidak ada solar. Tyang dari seririt mencari solar hanya di penarukan yang ada.”Ungkapnya.
Hal senada juga di ungkapkan Edi Sastrawan, dirinya telah mengantre di SPBU Penarukan sejak pukul 08.00 wita. Setelah mengantre selama tiga jam, dirinya tak kunjung mendapatkan giliran mengisi BBM. Edi berharap tidak terjadi kelangkaan BBM, karena hal tersebut sangat merugikan para sopir. “Kemarin malam saya lihat antrean panjang, trus tadi pagi saya datang pukul 8 hingga sekarang pukul 11 saya belum dapat giliran mengisi BBM. Kami rakyat kecil berharap kelangkaan solar ini dapat teratasi, karena sangat mempengaruhi pekerjaan kami sebagai sopir.”Ujarnya.
Sementara itu, Pengelola SPBU Penarukan Ketut Kuntiada mengatakan, untuk pasokan solar semestinya selama dua hari sekali 8000 liter dikirim ke SPBU, namun sejak tanggal 28 November, BBM jenis solar baru diterima pada 5 Desember lalu. Kuntiada menambahkan, dikarenakan SPBU yang lain kosong pasokan Solar, maka terjadilah kemacetan disini. “Seharusnya selama dua kali sehari kami disni menerima solar 8000 liter, namun kami baru menerima pada tanggal 5 kemarin. Jika SPBU lain ada solar, kami yakin para truk tidak datang secara berbarengan kesini sehingga menjadi kemacetan.”Ungkapnya.(dnu/dpa)