
Komunitas ini lahir dari kesadaran kolektif akan pentingnya wadah berpikir dan bergerak bagi perempuan. Sebuah ruang yang tidak hanya menyatukan gagasan, tetapi juga meneguhkan peran perempuan agar berdaya, bermakna, dan berdampak bagi masyarakat di sekitarnya.
Perempuan, sejak awal penciptaannya, diyakini sebagai pencipta keajaiban. Secara biologis dan psikologis, perempuan hadir sebagai pencipta dan penjaga kehidupan. Ia adalah ibu, pelindung, perawat, sekaligus penyelesai persoalan. Dari rahim dan pikirannya, kehidupan tumbuh dan harapan dijaga. Nilai inilah yang menjadi fondasi lahirnya Komunitas Perempuan Bali Utara.
Komunitas ini membawa visi besar sebagai ruang berpikir perempuan Bali Utara yang mengaktualisasikan ide dan kepedulian dalam berbagai bentuk program, mulai dari pendidikan, seni dan budaya, sosial kemasyarakatan, hingga isu lingkungan.
Dipilihnya tanggal 22 Desember sebagai hari kelahiran komunitas bukan tanpa alasan. Tanggal ini memiliki makna historis sebagai hari lahirnya gerakan perempuan nasional pertama di Yogyakarta pada 22 Desember 1928. Sebuah pengingat bahwa perjuangan perempuan telah lama dimulai dan terus berlanjut lintas generasi.
Melalui deklarasi ini, para perempuan Bali Utara menyatukan tekad dan mengucapkan ikrar untuk membangun gerakan perempuan yang mampu menggerakkan visi kemajuan, tidak hanya untuk Bali Utara, tetapi juga bagi Indonesia secara umum.
Ketua Komunitas Perempuan Bali Utara, Dr. Kadek Sonia Piscayanti, S.Pd., M.Pd., menegaskan bahwa perjuangan ini bukan perjalanan singkat. “Perjuangan ini akan lama dan panjang. Namun sejarah akan mencatat bahwa perempuan Bali Utara pernah bersatu dan berupaya menciptakan dampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia menekankan tiga nilai utama yang menjadi tujuan perjuangan perempuan Bali Utara. Pertama, berdaya, yakni perempuan mampu mengusahakan hidupnya menjadi kehidupan yang baik dan berguna. Kedua, bermakna, di mana setiap langkah dan peran yang dijalani perempuan memberi arti bagi dirinya dan lingkungannya. Ketiga, berdampak, bahwa setiap usaha yang dilakukan mampu memberi pengaruh positif bagi perempuan lain di sekitarnya.
Sementara itu, Penasehat Komunitas Perempuan Bali Utara, Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A, menyampaikan optimisme besar terhadap kehadiran komunitas ini. Menurutnya, Bali Utara memiliki potensi luar biasa untuk berkembang karena didukung alam yang kaya serta manusia yang unik, dinamis, dan kreatif.
“Dengan potensi tersebut, saya optimis Komunitas Perempuan Bali Utara mampu memberikan dampak positif dan menjadi penggerak penting dalam pergerakan perempuan di Bali Utara,” ungkapnya.
Deklarasi Komunitas Perempuan Bali Utara menjadi lebih dari sekadar perayaan Hari Ibu. Ia adalah penegasan arah, harapan, dan keberanian perempuan Bali Utara untuk berdiri bersama, berpikir bersama, dan bergerak bersama demi masa depan yang lebih adil, inklusif, dan bermakna. (305)
