
Singaraja, Bersandar sejak 2018 lalu, proses pembersihan tangki penyimpanan pada kapal FSO Cinta Natomas ditargekan rampung pada awal tahun 2026 mendatang.
Proses pembersihan tangki penyimpanan (tank cleaning) pada kapal penampungan minyak FSO (Floating Storage Offloading) Cinta Natomas milik Pertamina terus berjalan dan ditargetkan selesai pada awal tahun 2026. Pekerjaan yang sudah berlangsung sejak Juli 2025 ini berada di bawah pengawasan ketat tim Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) untuk memastikan setiap tahapan sesuai prosedur keselamatan dan perlindungan lingkungan.
Ditemui pada 25 November 2025, Manager HSSE Operation Zona 11 Pertamina, Chandra Sunaryo, menjelaskan bahwa berbagai langkah antisipasi telah disiapkan guna mencegah dampak lingkungan, termasuk pemasangan oil boom mengelilingi kapal.
“Ada barier pembatas yang kami pasang di sekeliling Natomas. Oil boom dipasang melingkar selama pekerjaan berlangsung. Jika amit-amit terjadi tumpahan, itu tidak akan keluar dari oil boom dan masih bisa ditampung. Ada tim yang siap menanggulangi bila terjadi insiden,” ujarnya.

Dari sisi progres pekerjaan, Asisten Manager Offshore Marine Sukowati, Agus Mulyanto, menyampaikan bahwa hingga saat ini pembersihan telah mencapai 50 persen. Target penyelesaian di awal tahun tetap dikejar meski volume limbah yang ditangani cukup besar.
“Kontrak pembersihannya sampai awal tahun depan. Sejak Juli sudah setengah jalan. Sekitar 146 ton sludge sudah diangkut pada trip pertama, dan 1.872 ton limbah cair juga telah dikeluarkan. Tangki kini sudah kosong dari minyak, yang tersisa hanya limbah padat dan cair,” jelasnya.
Sementara itu, Staf Pengelola Data dan Informasi KSOP Celukan Bawang, Nyoman Purna, memastikan kapal tetap berada dalam kondisi aman. Pihaknya melakukan pemantauan rutin bersama tim kapal setiap bulan.
“Kami minta inspeksi rutin, baik dari sisi luar maupun dalam. Sampai saat ini tidak ada kebocoran,” tegasnya.
FSO Cinta Natomas telah bersandar di Pelabuhan Celukan Bawang sejak 2018 lalu dan tidak pernah berpindah dari lokasi tersebut. Pada Juli kemarin kapal sempat dilaporkan tampak miring dan lebih berat di bagian belakang, memicu kekhawatiran warga akan potensi kebocoran limbah B3. Namun hasil pemeriksaan memastikan tidak ada indikasi kebocoran hingga saat ini.(dnu)
