Senandung Giri : Blimbing Putih Antara Mengembalikan Ingatan dan Nasionalisme

Catus Pata, Pada halaman sebuah rumah tepatnya di Jalan Gunung Batur Nomor 1  Singaraja, berdiri tegak dua pohon belimbing putih. Tidak banyak yang tahu, bahwa di bawah pohon itu tertanam ari-ari Raden  Sukarmini, kakak dari Sang Proklamator Bung Karno. Sukarmini yang akrab disapa Ibu Wardoro merupakan buah kasih Raden Sukemi Sosrodiharjo dengan Nyoman Rai Srimben. Tapi kenapa di Singaraja? Bagaimana kisahnya?. Raden Sukemi Sosrodiharjo merupakan seorang guru yang sempat mengajar di SD Negeri 1 Paket Agung yang pada masa pemerintahan Belanda bernama Tweede Klasse school. Sekolah ini merupakan sekolah yang pertama kali berdiri di Buleleng yang ketika itu menjadi ibukota Sunda Kecil. Sesuai surat keputusan pemerintahan ketika itu, Sukemi mengajar sejak 1891.  Kisah ini sepertinya terlupakan oleh sejarah padahal perjalanan ini bukan hanya sekadar kisah keluarga, tetapi potongan sejarah yang terlupa. Ya nggak? Ya nggak ?.

Pohon belimbing  putih ini menjadi semacam penanda tak kasat mata tanda bagi masyarakat yang masih peduli pada sejarah dan akar nasionalisme. Pohon yang menurut pemiliknya sempat mati dan tumbuh kembali  menjadi saksi bisu dari denyut kehidupan keluarga guru pribumi yang menjalin kisah cinta dengan wanita pribumi bernama Nyoman Rai Srimben. Sebagaimana catatan sejarah Raden Sukarmini lahir di Singaraja pada 29 Maret 1898. Ditengah era moderenisasi saat ini pohon belimbing putih itu sudah semestinya menjadi sebuah situs sejarah. Mungkin semesta ingin mengingatkan kita semua bahwa melalui peringatan satoe setengah abad SD Negeri 1 Paket Agung keberadaan situs kecil seperti ini semestinya menyadarkan kita bahwa nasionalisme tidak harus berupa  simbol-simbol besar. Kadang  ia tumbuh dari ingatan yang dirawat  dari tempat-tempat biasa  namun menyimpan kisah yang  luar biasa. Belimbing putih yang masih tumbuh dengan kokoh dan terus berganti seperti generasi dapat dijadikan titik tolak menghidupkan kembali narasi sejarah lokal yang selama ini tercecer. Situs kecil berupa pohon belimbing putih milik alm. Nyoman Gede Sutha di Banjar Paketan Kelurahan Paket Agung bukan soal mistik akan tetapi soal bagaimana kita menelusuri jejak awal kehidupan tokoh bangsa. Rumah kost Raden Sukemi bukan sekadar tempat tinggal, tetapi alur perjalanan  sejarah yang membentuk karakter pendidik, bapak, dan tokoh bangsa. Di sanalah benih nilai-nilai perjuangan dan pengabdian tertanam. Raden Sukarmini bukanlah Soekarno. Tapi ia lahir dari satu rahim dengan  Putra Sang Fajar. Kini, saat bangsa ini tengah mencari kembali jati dirinya, Belimbing Putih di Jalan Gunung Batur Nomor 1 Singaraja itu seakan menantang kita untuk bertanya  akankah kita memilih untuk ingat, atau terus tenggelam dalam lupa?. Menggali dan mengingat kembali sejarah ibarat menunaikan ibadah kepada leluhur, sementara menumbuhkan nasionalisme menyadarkan kita bahwa tanah air bukan hanya untuk dihuni tapi dijaga. Ya nggak ? ya nggak ?

Tim Pemberitaan Dewata Roundup.(Tut)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *