Paket Agung, Sebanyak 43 orang siswa SMP Negeri 1 Sukasada mengikuti pelatihan nyurat lontar yang diselenggarakan UPTD Gedong Kirtya Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng.
Pelatihan Nyurat Lontar adalah salah satu program Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng. Sempat berjalan beberapa kali namun karena pandemi covid-19 merebak program ini terpaksa ditunda. Penurunan level PPKM di Buleleng membuat sejumlah kelonggaran, pasca pembelajaran tatap muka terbatas dilakukan, sejumlah program dibidang yang sama juga dapat dilaksanakan salah satunya pelatihan nyurat lontar. Pelatihan nyurat lontar diberikan Penulis Lontar I Gusti Bagus Sudiasta dan Penyuluh Bahasa Bali Ketut Sidan di Gedung Sasana Budaya Selasa (26/10).
Penulis Lontar dan Seniman Prasi asal Desa Bungkulan I Gusti Bagus Sudiasta mengatakan pelatihan nyurat lontar yang diberikan seputar teknik-teknik dasar. Dengan menyurat lontar, perserta pun secara otomatis dapat membaca aksara bali, sehingga tidak anti pergi ke gedong kirtya untuk menambah wawasan. “Dengan demikian program ini agar bisa berkelanjutan sehingga bisa memberikan suatu dorongan kepada anak anak kita untuk melestarikan sastra Bali dalam lontar dan anak anak bisa menggali pengetahuan,”ujarnya.
Kepala UPTD Gedong Kirtya Dewa Ayu Putu Susilawati mengatakan program ini menyasar sekolah-sekolah di Buleleng. Pada pelaksanaan kali ini dilakukan selama dua hari dengan target 130 peserta dari 3 sekolah. Setelah mengikuti pelatihan, peserta dapat membawa pulang perlengkapan menulis lontar yaitu pengrupak dan dulang, sehingga dapat melanjutkan latihan dirumah. “Sering kali sebenarnya sekarang ini sudah mulai menggeliat kembali, jadi ini bisa menjadi awal yang baik karena kita memiliki warisan budaya biar tidak mereka tau game saja,”ungkapnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara menjelaskan sejak PPKM level II kegiatan seni dan budaya sudah bisa dilakukan dengan syarat 50 persen dari kapasitas ruangan. “Kalau sekarang sasarannya kita adalah SMP untuk kita ajak belajar di museum gedung Kirtya karena gedung ini museum lontar jadi kita ajari mereka membuat lontar sehingga anak kita di SMP jadi tau dan punya komitmen yang kuat terhadap warisan budaya,”imbuhnya.(ags/dpa)