Buleleng, Guna meningkatkan kualitas mahasiswa, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Buleleng menjalin kerjasama hingga ke negeri sakura, Jepang
Seiring berkembangnya zaman, sumber daya manusia harus ikut berkembang untuk dapat bertahan di tengah arus globalisasi. Untuk mencetak SDM yang handal, Sekolah Tinggi Kesehatan (STiKes) Buleleng terus berupaya menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi di luar negeri. Negeri Sakura tidak luput dari perhatiannya, mengingat dunia telah mengakui kompetensi SDM maupun teknologi negeri matahari terbit itu. Program Internship ke Jepang (Magang 1 tahun di Jepang) menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa STIKes Buleleng, Ketua STIKes Buleleng I Made Sundayana secara langsung berangkat ke Jepang untuk kegiatan evaluasi lembaga pendidikan atau yang dikenal dengan istilah benchmarking di Universitas CHIBA di Jepang pada 27 Maret 2023.
Ketua STIKes Buleleng I Made Sundayana menjelaskan, STIKesBuleleng selalu berupaya menjalin kerjasama dalam mengembangkan Tri Dhama Perguruan Tinggi dengan tujuan meningkatkan kualitas keterampilan mahasiswanya. “Kita menjalin kerja sama dengan perusahaanya langsung, sehingga dalam keberangkatannya tidak diperlusit dan sudah banyak mahasiswa kami yang bekerja di luar negeri khususnya di jepang. Kebetulan saya saat ini sedang berada di jepang untuk mengikuti benchmarking dan menemui alumni yang bekerja disini.” ujarnya.
Selain Jepang sebagai salah satu pasar kerja, banyak alumni STIKes Buleleng yang bekerja di luar negeri. “Alumni kami yang bekerja di luar negeri sudah cukup banyak, di jepang sudah tercatat 54 orang alumni kita yang bekerja di Jepang sebagai perawat sesuai dengan keahlian mereka,”ungkapnya.
Ketua STIKes Sundayana mengajak generasi muda untuk tidak khawatir bekerja di luar negeri dengan catatan memiliki keterampilan sesuai pasar kerja. “Bekerja di luar negeri sangat baik untuk mengasah keterampilan diri, peluangnya sangat besar. yang penting harus memiliki keterampilan sesuai pasar kerja di luar negeri. peluang sangat besar intinya.” imbuhnya.
Sementara itu salah seorang alumni STIKes Buleleng Ners. Ketut Ariani, S.Kep mengaku mengikuti program magang di Jepang untuk merawat lansia. Banyak pengalaman yang didapatnya selama ini. “Saya sebelumnya mengikuti program magang di Jepang, kontrak yang saya jalani selama tiga tahun dan sekarang sudah berjalan dua setengah tahun. Setiap bulannya saya di berikan pengetahuan baru sesuai keahlian, setelah itu ada ujian kompetensi, apabila lulus maka saya mendapatkan reward kenaikan gaji. Pengetahuan dan keterampilan saya sangat dihargai disini.” tuturnya.
Lanjut Ariani, secara garis besar silabus yang dipelajari di STIKes Buleleng tidak jauh berbeda dengan tuntutan pekerjaan di negeri Gunung Fujiyama itu. “Penerapan ilmu yang saya dapat di stikes Buleleng, secara garis besar sangat sesuai dengan tuntutan kerja disini. Selain pengetahuan dasar dari stikes Buleleng, saya juga mendapatkan pengetahuan baru untuk mengembangkan keterampilan. Terima kasih stikes buleleng” tutupnya. (Dnu)